Kamis, 25 Juli 2013

Kapan Indonesia Bersih Dari Korupsi?



Korupsi terjadi turun temurun, terus menerus, dan mengganas. Dibiarkan karena sang pemimpin memiliki andil besar pada sesuatu yang bernama “KORUPSI”.

Lalu sampai kapan hal ini terus terjadi?
Apakah sampai harta di Negara Indonesia ini Habis?
Setelah habis, hutang bertumpuk, anak cucu kita yang menjadi korban?
Na'udzubillahi min dzalik

Berita korupsi tidak pernah tidak ada, setiap hari disuguhkan oleh berita korupsi baik oleh media yang sering disebut “mainstream” ataupun media yang disebut oleh segelintir kelompoknya media “suci”.


Pola korupsi bermacam-macam dan sangat variatif, APBN/APBD menjadi bulan –bulanan keserakahan manusia yang memiliki “KESEMPATAN”. Orang-orang yang memiliki “KESEMPATAN” adalah :
-         Pengusaha
-         Konsultan
-         Instansi Pemerintah
-         Departemen
-         Dinas
-         Kementrian
-         Dewan
-         Bahkan Pemimpin tertinggi dinegeri ini
-         Dan lain2 (elemen terkait).

Berikut salah satu contoh mekanisme korupsi tersebut:
1. Himpunan Uang dari Setoran uang/pajak rakyat  yang menjadi APBN/APBD.
2. Departemen, instansi, dan pemerintahan lainnya punya rencana kerja.
3. Badan Anggaran (Dewan) menentukan alokasi.
4. Sinkronisasi antara Departemen, instansi, dan pemerintahan lainnya dengan alokasi BANGGAR.
5. Disinilah titik rantai dimulainya korupsi dan kolusi, Anggota dewan akan kontak pengusaha untuk ikut pekerjaan di dept A, B, C, D .... dst. Ataupun sebaliknya pengusaha kontak Anggota dewan mempertanyakan adakah peluang di dept A, B, C, D .... dst.
6. Penetapan di DEPKEU (Di posisi ini BANGGAR sudah aman, karena hanya merencanakan sedangkan deal sudah terjadi dengan para pengusaha dengan anggota dewan ataupun departemen terkait).
7. Tender dibuka ,.... Jreng jreng ,... disinilah para pengusaha bermain lagi dengan Departemen, instansi, dan pemerintahan lainnya .. jadi setoran si pengusaha itu ada 2 :
- ke anggota dewan.
- ke Departemen, instansi, dan pemerintahan lainnya.
8. Proyek berjalan dan akhir tahun = Pencairan , atau pencairan terjadi di 3 termin … disetiap termin inilah yang namanya JATAH PREMAN (JATPREM) mengalir ke pihak2 yang berkepentingan (dari mulai anggota dewan sampai ke elemen terkait (Departemen, instansi, dan pemerintahan lainnya)
9. Bagi2 jatah deh.

Pola diatas ada pola mekanisme sederhana dimana banyak sekali hal hal yang dilakukan secara terang benderang, seperti :
-       Beli anggaran, hal ini seringkali dilakukan anggota dewan yang memiliki “power” disuatu departemen/kepemerintahan , dimana pembeli anggaran tersebut adalah pengusaha guna mendapatkan proyek yang akan dating.
-      Proyek yang belum ada di ada-adakan.
-      Proyek fiktif yang seringkali terjadi pada pekerjaan studi kajian atau feasibility study, dimana jika di cek akan terdapat banyak temuan seperti : Bon hotel fiktif, Bukti administrasi yang carut marut, Daftar biaya terutama karyawan fiktif, daftar tenaga ahli yang hanya nama dan bahkan jika ditanya tenaga ahli tersebut tidak mengetahui pekerjaan yang berlangsung, dan elemen terkait lainnya.

Pemerintah melakukan pengawasan dengan Badang Pengawas yang bernama BPK, Inspektorat Jendral, & Badan pengawas lainnya baik didaerah ataupun pusat, Hasilnya :
-     Salam tempel antara Badan pengawas dengan pengusaha.
-      Salam tempel antara Badan pengawas dengan Instansi yang melelang pekerjaan.
-      Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang tentunya memiliki peran kuat dan “disegani” hanya tinggal kontak BOS dari Badan pengawas untuk memperlancar jalannya pemeriksaan, dan seringkali “deal tersebut” temuan itu harus selalu ada tapi jangan yang bersifat misal (artinya temuan hanya bersifat denda sedikit dari total nilai keseluruhan).
-      P2K atau pimpinan proyek yang harus pasang badan, dan melakukan segala sesuatu korupsi tersebut dengan sempurna tentunya tak ingin mati konyol, dan dengan beban kerja yang sangat berat (Pekerjaan harus “Tampak” bagus + Setoran sana sini) maka P2K tentunya ingin mendapat lebih.

Lalu Bagaimana Jika Pengawas dan Koruptor beserta elemen terkaitnya adalah satu kesatuan yang bekerja sama???
Bagaimana Jika Pengawas dan Koruptor beserta elemen terkaitnya ber sinergi melakukan aksi korupsi???
Apa yang akan terjadi pada Negara ini???

Sejatinya, AGAMA adalah basic untuk mencegah terjadinya KORUPSI, akan tetapi faktanya Pesantren, pengajian, dan perkumpulan berbasis agama malah sudah disusupi oleh Politik.


Agama dibuat carut marut, disusupi politik, dengan tujuan Pemerintahan berbasiskan agama tertentu akan lebih baik.

Saya tidak pernah bermimpi agar Indonesia menjadi Negara Islam .. Saya lebih bahagia dengan Demokrasi , saya muslim dan tak pernah terbersit Indonesia menjadi Negara Islam.

Dan saya pun yakin jika dilakukan survey, akan banyak yang menolak Negara Indonesia dijadikan Negara Islam, lalu apa tujuan partai Islam ?? ?
Apalagi partai Islam yang menyusup kedalam sesuatu yang suci bernama PENGAJIAN???

Kembali kefokus KORUPSI, Partai, Dewan, Pemerintah, Pengusaha, Konsultan, dan elemen terkait lainnya yang sudah berada pada EKOSISTEM KORUPSI akan terus menerus menggerogoti uang Negara yang berasal dari rakyat.

Korbannya siapa???
- Korbannya adalah rakyat yang rajin membayar pajak dan tidak pernah berada pada lingkar EKOSISTEM KORUPSI
- Rakyat miskin dan kaum terlantar yang seharusnya menerima bantuan dari Negara



Kapan Indonesia Bersih Dari Korupsi???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar